Jumat, 07 November 2008

Hidup itu mengenangkan

Sahabat-sahabatku, "Hidupitu intinya mengenangkan" . Mengenangkan (anamnesis) sebenarnya tidaksekedar bernostalgia dan melamun akan peristiwa yang indah saja,melainkan lebih dari itu, mengenangkan itu tidak lain sebuah jerihpayah untuk menjadi "TANDA" agar KENANGAN INDAH itupun menjadiKENYATAAN sekarang ini dalam SUASANA, WAJAH, & PELAKU yang baru.Namun intinya sama sepanjang hidup, yakni "CINTA & KASIH"."Cintadan kasih' siapakah yang dikenangkan? Tidak lain dan bukan adalah Cintadan Kasih Tuhan. Begitu muluk-muluk kah kenangan terindah itu? Bisajadi orang merasa muluk-muluk! Tapi persis itulah sebuah kenyataan yangkontradiktif, kerap kali kita kurang mengakui kebenaran bahwa KITADICINTAI TUHAN TANPA SYARAT! Kebenaran itu sulit diakui oleh manusia,dan bahkan ditertawakan, "Benarkah Tuhan mencintai kita tanpa syarat?" Kesulitankita mengakui kebenaran itu tumbuh subur dalam keyakinan kita karenakita terbiasa dihargai orang lain kalau kita sukses dalam studi, sudahlulus S-1 Inggris, S-2 Psikologi, lulus S-3 Kimia, sudah jadi dokter,jadi Finance Manager, jadi pastor dan seterusnya. Namun bagaimanakahpenghargaan kita terhadap orang cacat, orang miskin, orangpengangguran, orang buta huruf, tidak berprestasi di masyarakat maupunlembaga formal. Lihatlah saja kalau hari hari besar, kebanyakan orangmudik akan saling bercerita dan bertanya, "Wah gimana anak-anakmusekarang, suamimu dan isterimu?" Jawabannya pasti saling "berlomba"untuk menunjukkan "prestasi". "Anakku sekarang sudah jadi Direktur BankSwasta di Jakarta! Anakku sekarang punya pacar artis, lho!! Anakkusudah lulus S-2 Psikologi dengan nilai cum laude; calon menantuku nihngperempuan, ya orang Sunda, tapi aduuh pinter pisan ngatur keuangan,sampai dipercaya bossnya jadi pemegang kas perusahaan pipa di Batam!Ehm kalau calon menantuku yang pria nih, lulusan S-2 jurusanpertambangan, pulangnya suka 1 bulan sekali! " Wah seru pokoknya,mereka saling berebut cerita dan merasa harga diri orang tua merasaterangkat (Entah terangkat berapa meter?)Namun,di antara mereka juga ada orang yang "diam" tidak ikut "bersaing danberlomba menceritakan prestasi anak-anaknya? Mengapa? Ternyataanak-anak mereka kurang berhasil,bahkan ada yang cacat ganda, ada yanggagal ujian, ada yang bandhel, ada juga yang jadi preman kampung sampaimemalukan keluarga, dst".Begitulahdunia, memberikan penghargaan atas dasar "prestasi yang kelihatan".Lalu mereka akan bilang, "Wah bener bener jadi ORANG,yaaa!! ! Begitulah"namanya ORANG" itu adalah mereka yang berpretasi dan mengangkat hargadiri orang tua. (Lhoh...memangnya kalau tidak berprestasi itu BUKAN ORANG, yaaaaa? Iya kaleeeee.... terus apa dong? Monyeeet?)Jadi orang dihargai karena "penampilan fisik, gelar, status, jabatan!"Pertanyaannya adalah apakah Tuhan itu menghargai manusia karena kitaberprestasi, bergelar, berstatus dan memiliki jabatan yang menggiurkan? "Sahabat-Sahabatku, Martabatdan harga diri kita di mata Tuhan TIDAK TERLETAK pada prestasi,penampilan, dan kekayaan serta status yang kita miliki! Namun, martabatkita itu tidak lain adalah ANAK ALLAH. Tuhan memilih kita menjadianak-Nya karena kita telah berdosa akibat dosa asal manusia pertamaAdam dan Hawa. Kita dicintai karena Tuhan tidak rela diri kitaterbelenggu oleh kuasa dosa. Tuhan tidak rela kita menjadi hamba dosa!Maka kejatuhan manusia ke dalam dosa telah menjadi keprihatinan Tuhanyang mendalam, juga sampai sekarang ini! Itulah Tuhan yang maharahim.Sebagaimana rahim seorang ibu itu selalu memberi makan kepada janinyang dikandungnya tanpa syarat, demikianlah juga, Tuhan mengandung kitayang berdosa, agar kita tetap memiliki kesempatan untuk berubah menjadimakin sempurna! Tuhan yang maharahim itu adalah Tuhan yang bergembirakalau anaknya bertobat. Pertobatan itu bukan dibuat karena orang takutakan hukuman Tuhan, melainkan buatlah karena Tuhan bangga akan anak-Nyayang mau berubah!Sahabat-sahabatku, Tuhanyang berbahagia kaerna kita bertobat, Dialah juga yang memberikebebasan, agar keputusan kita berubah itu sungguh tulus dan tidakterpaksa! Itulah cinta yang penuh resiko, karena manusia bisa sajamenolak dan tidak mau taat kepada-Nya. Namun juga, karena dibebaskan,manusia justru memilih sendiri untuk taat kepada-Nya tanpa syarat.Itulah kebebasan yang membuat kita menjadi diri sendiri. Itulah cintaTuhan yang pantas untuk dikenang!! Karena itu, cinta Tuhan itu dapatdikenang kalau kitapun mampu menjadi TANDA yang hidup dari CINTA TUHANYANG MEMBEBASKAN. Konkretnya bagaimana?Konkretnyamenjadi Tanda Cinta Tuhan itu tidak sulit! Mudah kalau kita mau!Cobalah selalu belajar "menawarkan" dalam segala hal, kepada pasanganhidup, kepada teman serumah, kepada anak-anak yang sudah remaja.Misalnya, "Mas, apa yang bisa saya bantu?" Pertanyaan itu membuat orang"terbuka untuk meminta tolong, tapi juga terbuka untuk memberipertolongan tanpa terpaksa, dan orang yang ditolong juga tidak merasaada pamrih! Pertanyaan itu khas kayaknya untuk karyawan "CustomerService", tapi bukankah model pertanyaan itu juga bisa menjadi"kebiasaan kita setiap hari?" MenjadiTanda itu juga dapat mulai mengubah paradigma kita tentang orangcacat, miskin dan tidak berprestasi, dari paradigma "meremehkan"menjadi "mengistimewakan" . Artinya, orang-orang yang dianggap takberdaya itu justru sebenarnya mesti diyakini memiliki "kekuatan untuk dicintai". Karena itulahsituasi keterbatasannya membuka kesempatan untuk "diperhatikan,dirawat, dan dibantu dalam berbagai macam hal". Dalam kerapuhan dankelemahannya mereka "mengundang kita untuk terlibat dalam hidupnya".Kalau cara pandang kita seperti itu, akan banyak orang yang dapat kitaperhatikan. Itulah saat saat penuh rahmat Tuhan untuk melihat wajah-Nyadalam diri orang yang disingkirkan dunia karena tidak berprestasi.Moga moga hari ini makin banyak orang mau menjadi TANDA yang hidup, agar CINTA TUHAN menjadi kenyataan!