Minggu, 09 November 2008

WAKTU SILATURAHMI

Berapa menitkah waktu luang yang tersedia bagi Anda setiap harinya? Sungguh sayang apabila waktu luang kita berlalu begitu saja. Alangkah bermaknanya hidup kita apabila setiap waktu luang dapat kita manfaatkan untuk mengembangkan diri. Dengan demikian kita akan menjadi semakin berkembang. Allah sendiri menginginkan kita menjadi baik dan ideal seperti halnya para penatua yang bijaksana, beriman, sanggup menasehati orang dan benar (bdk.Titus 1:6-9). Dengan demikian waktu luang kita menjadi amat berharga dan tidak berlalu begitu saja.Beberapa teman sejawat saya mengisi waktu luang di antara jam mengajar dengan bermacam-macam cara. Ada yang merapikan ruangan kerjanya. Sebuah rutinitasnya yang akhirnya diikuti oleh semua orang. Akibatnya ruang kerja senantiasa rapi dan bersih. Ada pula yang mengisi waktu luang dengan membaca buku dan majalah untuk menambah pengetahuan dan informasi. Yang lain bersosialisasi dengan teman sekerja, ada pula yang membalas email melalui media internet yang disediakan sekolah.Ada satu teman yang mengisi waktu luang secara unik melalui brain-storming ide. Ia mengasah otak, membaharui ide-ide spontan yang lebih segar. Maka kita akan heran dan terkesan dengan ide-ide yang muncul. Ide-ide itu ditulis dan diakumulasi hingga menjadi kumpulan ide cemerlang yang siap diwujudkan.Waktu luang juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki hubungan yang renggang. Istilah trend-nya adalah silaturahmi. Banyak keluarga yang bersilaturahmi sekedar untuk mempererat hubungan batin antara keluarga. Batin yang erat inilah yang menjadi modal toleransi saat menghadapi konflik. Saat terjadi salah paham di antara dua keluarga, semuanya akan mudah mengampuni karena satu hati dan saling mengerti.Silaturahmi menjadi budaya "kedekatan manusiawi" yang hingga kini tidak dapat tergantikan oleh media komunikasi apa pun. Di sinilah kehangatan insani terpenuhi. Anda sulit mengampuni? Mungkin saja karena belum ada hati yang saling mengerti. Maka isilah waktu luang anda dengan bersilaturahmi sehingga tidak ada lagi saling emosi dan iri hati. Semua menjadi rendah hati dan bisa terus-menerus mengampuni.