1. MENGERTILAH BAHWA ALLAH MENGURAPI ENGKAU UNTUK COBAAN.
YAKINKAN DIRI BAHWA ENGKAU ORANG KATOLIK
KENAKANLAH SENJATA DARI ALLAH SEBELUM PERGI BEKERJA.
2. JANGAN MENGHARAPKAN UNTUK DIHARGAI.
PENGHARAPANMU HANYA UNTUK MENDAPATKAN UPAH.
JANGAN DATANG KE TEMPAT KERJA UNTUK MEMILIKI HUBUNGAN PRIBADI.
JANGAN MEMBIARKAN APA YANG ENGKAU KERJAKAN MEMPENGARUHI SIAPA DIRIMU.
3. KERJAKAN TUGASMU DENGAN BAIK, TAPI INGAT MISIMU.
ALLAH MENEMPATKAN ENGKAU DISANA SUPAYA MENJADI TERANG.
CARILAH KESEMPATAN UNTUK MERUBAH SUASANA KERJA TANPA MENIMBULKAN MASALAH.
ENGKAU MEMILIKI ALLAH UNTUK DIAJAK BICARA.
ENGKAU SEDANG MENGERJAKAN TUGASMU.
KEKUATANMU ADA DALAM KETENANGAN DAN KEMAMPUANMU.
5. JANGAN BIARKAN SUASANA KERJA MEMPENGARUHI DIRIMU.
ENGKAULAH YANG HARUS MEMPENGARUHI SUASANA KERJA DAN BUKAN SEBALIKNYA.
HENTIKAN PERGI BEKERJA UNTUK DICEKOKI-KAMU BEKERJA BUKAN UNTUK MENERIMA, TETAPI UNTUK MEMBERI.
6. TAMBAHLAH KEMAMPUAN UNTUK BEKERJA DENGAN BERMACAM ORANG.
BAHKAN ALLAH SERINGKALI MEMBERKATIMU DENGAN ORANG YANG TIDAK KAMU SUKA.
7. INGATLAH BAHWA TEMPAT DIMANA KAMU BEKERJA BUKAN MERUPAKAN ARAH KEMANA KAMU PERGI.
INI AKAN MENJADIKANMU FRUSTASI.
ALLAH MEMPUNYAI RENCANA DALAM KEHIDUPANMU.
TETAP ARAHKAN PANDANGANMU PADA HARGANYA.
KETIKA PETRUS MELAKUKAN INI, DIA DAPAT BERJALAN DI ATAS AIR KETIKA ORANG LAIN TENGGELAM.
8. DAPATKAN HASIL YANG OPTIMAL DENGAN KEKELIRUAN YANG MINIMAL.
MENJADI EFEKTIF TANPA MEMBUAT SUASANA KERJA BERTAMBAH BURUK.
9. JANGAN BERHUBUNGAN HANYA DENGAN SATU GRUP ATAU KELOMPOK ORANG TERTENTU.
LABEL HANYA MEMBATASI KEMAMPUANMU.
ALLAH MAU ENGKAU BEKERJA DENGAN SEMUA ORANG, TIDAK HANYA DENGAN KELOMPOK TERTENTU SAJA.
PERGUNAKANLAH SEMUA KEMAMPUAN DAN ANUGERAH YANG TELAH DIBERIKAN.
10. SELALU MEMUJI DI HATIMU
SIMPAN TEMPAT YANG SUCI DI JIWAMU BERSANDARLAH PADA TUAN
TUHAN MEMBERKATI DAN AGAR ENGKAU MENJADI BERKAT BAGI ORANG LAIN !!
Rabu, 20 Agustus 2008
Berkat Yang Tersamar
Sering kali pada saat kejadian yang tidak menyenangkan menimpa, kita
bertanya-tanya mengapa TUHAN membiarkan hal itu terjadi? Terlebih
bila selama ini kita merasa telah menjadi anak Allah yang baik.
Mengapa hal-hal buruk masih terjadi pada kita? Ada
peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang sulit dimengerti pada saat
kita mengalaminya. Kita hanya dapat berpasrah padaNYA, percaya bahwa
DIA tidak akan memberikan yang buruk kepada kita (bdk Yer 29:11).
Ilustrasi di bawah ini mungkin dapat membantu kita memahami bahwa
sebenarnya di balik “kemalangan” itu ada berkat yang tersamar, yang
belum kita sadari pada saat itu.
Ada sebuah kisah tentang seorang raja yang mempunyai seorang teman
baik. Temannya ini punya kebiasaan berkomentar, “Ini bagus!” atas
semua situasi dalam hidupnya, positif maupun negatif.
Suatu hari Sang Raja dan temannya pergi berburu. Temannya
mempersiapkan dan mengisikan peluru untuk senapan Sang Raja.
Kelihatannya Sang Teman melakukan kesalahan dalam mempersiapkan
senjata tersebut, karena setelah raja menerima senapan itu dari
temannya, senapan itu meletus dan mengenai jempolnya.
Seperti biasa Sang Teman berkomentar, “ Ini bagus!”, yang oleh raja
dijawab, “Tidak, ini tidak bagus!” dan raja tersebut menjebloskan
temannya ke penjara.
Kurang lebih setahun kemudian, Sang Raja pergi berburu ke daerah
yang berbahaya. Ia ditangkap oleh sekelompok orang kanibal, kemudian
dibawa ke desa mereka. Mereka mengikat tangannya dan menumpuk kayu
bakar, bersiap untuk membakarnya. Ketika mereka mendekat untuk
menyalakan kayu tersebut, mereka melihat bahwa Sang Raja tidak
mempunyai jempol. Karena percaya pada tahayul, mereka tidak pernah
makan orang yang tidak utuh. Jadi mereka membebaskan raja itu.
Dalam perjalanan pulang, raja tersebut ingat akan kejadian yang
menyebabkan dia kehilangan jempolnya dan merasa menyesal atas
perlakuannya terhadap teman baiknya. Raja langsung pergi ke penjara
untuk berbicara dengan temannya. “Kamu benar, “ katanya, “baguslah
bahwa aku kehilangan jempolku.” Dan ia menceritakan kejadian yang
baru dialaminya kepada temannya itu. “Saya menyesal telah
menjebloskan kamu ke penjara begitu lama. Saya telah berlaku jahat
kepadamu.”
“Tidak,” kata temannya,”Ini bagus!”. “Apa maksudmu, ‘Ini bagus!’?
Bagaimana bisa bagus, aku telah mengirim kamu ke penjara selama satu
tahun.” Temannya itu menjawab, “Kalau kamu tidak memenjarakan aku,
aku tadi pasti bersamamu.”
-----------------
Kehilangan jempol ataupun kebebasan karena di penjara bukanlah hal
yang menyenangkan. Namun karena 2 peristiwa itulah, Sang Raja dan
temannya tidak menemui ajalnya dalam peristiwa tahun berikutnya.
Demikian pula dalam hidup kita, ada peristiwa yang menyebabkan kita
kehilangan materi, mata pencaharian bahkan orang yang kita kasihi.
Tentu saja itu membuat kita sedih, kesal, marah, bahkan menggugat
TUHAN karenanya. Beberapa di antara kita mengalami pergumulan batin
yang panjang karena penolakan kita atas kejadian yang tidak
menyenangkan ini. Ada yang menolak begitu keras, sehingga menjauh
dari TUHAN.
Namun jika kita dapat mengikuti sikap teman raja di atas, yang
secara positif menerima setiap peristiwa baik maupun buruk dalam
hidup kita, niscaya suatu hari nanti kita akan menyadari adanya
berkat-berkat yang tersamar dalam setiap peristiwa yang kita alami.
Jadi, seperti kata Anthony de Mello, marilah belajar untuk berkata
“YA” terhadap setiap peristiwa dalam hidup kita. “YA” berarti
menerima tanpa syarat segala sesuatu yang direncanakan TUHAN dalam
hidup ini. Pada saatnya nanti, kita akan dapat “melihat”
berkat-berkat yang tersamar dalam berbagai peristiwa di kehidupan
kita; karena TUHAN bekerja dengan caraNYA yang misterius, yang tidak
terselami oleh keterbatasan akal kita
bertanya-tanya mengapa TUHAN membiarkan hal itu terjadi? Terlebih
bila selama ini kita merasa telah menjadi anak Allah yang baik.
Mengapa hal-hal buruk masih terjadi pada kita? Ada
peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang sulit dimengerti pada saat
kita mengalaminya. Kita hanya dapat berpasrah padaNYA, percaya bahwa
DIA tidak akan memberikan yang buruk kepada kita (bdk Yer 29:11).
Ilustrasi di bawah ini mungkin dapat membantu kita memahami bahwa
sebenarnya di balik “kemalangan” itu ada berkat yang tersamar, yang
belum kita sadari pada saat itu.
Ada sebuah kisah tentang seorang raja yang mempunyai seorang teman
baik. Temannya ini punya kebiasaan berkomentar, “Ini bagus!” atas
semua situasi dalam hidupnya, positif maupun negatif.
Suatu hari Sang Raja dan temannya pergi berburu. Temannya
mempersiapkan dan mengisikan peluru untuk senapan Sang Raja.
Kelihatannya Sang Teman melakukan kesalahan dalam mempersiapkan
senjata tersebut, karena setelah raja menerima senapan itu dari
temannya, senapan itu meletus dan mengenai jempolnya.
Seperti biasa Sang Teman berkomentar, “ Ini bagus!”, yang oleh raja
dijawab, “Tidak, ini tidak bagus!” dan raja tersebut menjebloskan
temannya ke penjara.
Kurang lebih setahun kemudian, Sang Raja pergi berburu ke daerah
yang berbahaya. Ia ditangkap oleh sekelompok orang kanibal, kemudian
dibawa ke desa mereka. Mereka mengikat tangannya dan menumpuk kayu
bakar, bersiap untuk membakarnya. Ketika mereka mendekat untuk
menyalakan kayu tersebut, mereka melihat bahwa Sang Raja tidak
mempunyai jempol. Karena percaya pada tahayul, mereka tidak pernah
makan orang yang tidak utuh. Jadi mereka membebaskan raja itu.
Dalam perjalanan pulang, raja tersebut ingat akan kejadian yang
menyebabkan dia kehilangan jempolnya dan merasa menyesal atas
perlakuannya terhadap teman baiknya. Raja langsung pergi ke penjara
untuk berbicara dengan temannya. “Kamu benar, “ katanya, “baguslah
bahwa aku kehilangan jempolku.” Dan ia menceritakan kejadian yang
baru dialaminya kepada temannya itu. “Saya menyesal telah
menjebloskan kamu ke penjara begitu lama. Saya telah berlaku jahat
kepadamu.”
“Tidak,” kata temannya,”Ini bagus!”. “Apa maksudmu, ‘Ini bagus!’?
Bagaimana bisa bagus, aku telah mengirim kamu ke penjara selama satu
tahun.” Temannya itu menjawab, “Kalau kamu tidak memenjarakan aku,
aku tadi pasti bersamamu.”
-----------------
Kehilangan jempol ataupun kebebasan karena di penjara bukanlah hal
yang menyenangkan. Namun karena 2 peristiwa itulah, Sang Raja dan
temannya tidak menemui ajalnya dalam peristiwa tahun berikutnya.
Demikian pula dalam hidup kita, ada peristiwa yang menyebabkan kita
kehilangan materi, mata pencaharian bahkan orang yang kita kasihi.
Tentu saja itu membuat kita sedih, kesal, marah, bahkan menggugat
TUHAN karenanya. Beberapa di antara kita mengalami pergumulan batin
yang panjang karena penolakan kita atas kejadian yang tidak
menyenangkan ini. Ada yang menolak begitu keras, sehingga menjauh
dari TUHAN.
Namun jika kita dapat mengikuti sikap teman raja di atas, yang
secara positif menerima setiap peristiwa baik maupun buruk dalam
hidup kita, niscaya suatu hari nanti kita akan menyadari adanya
berkat-berkat yang tersamar dalam setiap peristiwa yang kita alami.
Jadi, seperti kata Anthony de Mello, marilah belajar untuk berkata
“YA” terhadap setiap peristiwa dalam hidup kita. “YA” berarti
menerima tanpa syarat segala sesuatu yang direncanakan TUHAN dalam
hidup ini. Pada saatnya nanti, kita akan dapat “melihat”
berkat-berkat yang tersamar dalam berbagai peristiwa di kehidupan
kita; karena TUHAN bekerja dengan caraNYA yang misterius, yang tidak
terselami oleh keterbatasan akal kita
Sesuatu yang besar
Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai dan memasukkannya ke dalam tong sampah. Hal ini mengesankan pegawai yang akan mewawancarainya, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangatlah gampang, cukup hanya memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak kecil bekerja di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak kecil juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Teman-temannya yang lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si anak kecil ditarik / diajak bekerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup hanya bersedia merugi sedikit saja
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik".
Ibu menjawab: "Mengapa?" Anak menjawab, "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, cukup hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata, "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab, "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup hanya membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya, "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"Ada yang menjawab, "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab, "Cari pada rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada pula yang menjawab, "Cari pada rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat, "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."
Ternyata mencari jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup hanya menghitung dari langkah 1 hingga 10, jangan loncat-loncat.
Ada sebuah toko yang lampunya selalu terang-benderang.
Seorang pembeli bertanya, "Lampu merk apa yang dipakai sehingga begitu awet?"
Pemilik toko berkata, "Lampu kami juga sering rusak, dan begitu rusak langsung diganti."
Ternyata cara memelihara tetap terang sangat mudah, cukup hanya sering diganti saja.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan, "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku." Katak ‘pinggir jalan’ menjawab, "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah." Beberapa hari kemudian katak ‘sawah’ menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hanya hindari kemalasan saja.
Ada seekor anak ayam saat menetas dari telur, kebetulan ada kura-kura yang lewat, sehingga sejak saat itu si ayam memikul kulit/kerak telur seumur hidupnya.
Ternyata sangat mudah melepaskan beban berat, cukup hanya meninggalkan kekeras-kepalaan saja.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangatlah gampang, cukup hanya memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak kecil bekerja di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak kecil juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Teman-temannya yang lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si anak kecil ditarik / diajak bekerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup hanya bersedia merugi sedikit saja
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik".
Ibu menjawab: "Mengapa?" Anak menjawab, "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, cukup hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata, "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab, "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup hanya membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya, "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"Ada yang menjawab, "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab, "Cari pada rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada pula yang menjawab, "Cari pada rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat, "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."
Ternyata mencari jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup hanya menghitung dari langkah 1 hingga 10, jangan loncat-loncat.
Ada sebuah toko yang lampunya selalu terang-benderang.
Seorang pembeli bertanya, "Lampu merk apa yang dipakai sehingga begitu awet?"
Pemilik toko berkata, "Lampu kami juga sering rusak, dan begitu rusak langsung diganti."
Ternyata cara memelihara tetap terang sangat mudah, cukup hanya sering diganti saja.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan, "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku." Katak ‘pinggir jalan’ menjawab, "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah." Beberapa hari kemudian katak ‘sawah’ menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hanya hindari kemalasan saja.
Ada seekor anak ayam saat menetas dari telur, kebetulan ada kura-kura yang lewat, sehingga sejak saat itu si ayam memikul kulit/kerak telur seumur hidupnya.
Ternyata sangat mudah melepaskan beban berat, cukup hanya meninggalkan kekeras-kepalaan saja.
Langganan:
Postingan (Atom)